Yakin, Tidak Ingin Kenalan Dengan Karakter dan Sifat Bahasa Arab? Yuk Simak !

Kampung-arab.com || Mengapa bahasa Arab dapat bertahan hingga berabad-abad dan tumbuh lalu berkembang terus sampai sekarang. Bahkan dijamin akan tetap hidup hingga berakhir dunia ini ? Asa dua faktor yang membuat bahasa Arab tetap abadi. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal telah disinggung di atas, yakni peran agama Islam dan kitab suci Al-Qur’an. Kini mari kita lihat faktor internalnya. Setidaknya ada tujuh karakteristik linguistik, sebagai faktor internal yang dimiliki bahasa Arab sehingga ia menjadi bahasa paling tua yang masih dan akan terus hidup.

Baca juga: Belajar Bahasa Arab di Kampung bahasa pare

Pertama, kuatnya kaitan bahasa Arab dengan alam. Kosa kata bahasa ini, pada awalnya, disusun dari hanya 2 huruf. Kemudian berkembang dan menyebar dengan penambahan satu huruf atau lebih. Berikutnya terjadi apa yang disebut ibdal dan i’lal. Kosa kata yang terdiri dari dua huruf ini menirukan suara-suara alam termasuk binatang, benda-benda dari manusia itu sendiri, misalnya kata :

(1) gemercik air (حرير الماء)

(2) desis angin (هبوب الريح)

(3) meong kucing (مواء الهر)

(4) ringkik kuda (صهيل الجواد)

(5) gonggong anjing (نبحالكلب)

(6) her-her unta (رغاء الجمل)

Kedua, kuatnya kaitan bahasa ini dengan masyarakat manusia. Orang-orang Arab, pada mulanya, hidup mengelompok dalam lingkungan masyarakat terkecil yaitu keluarga. Kemudian sedikit “melebar” dalam kelompok puak. Lantas mengembang menjadi marga terus kabilah, sampai menjadi masyarakat besar yakni suku, dan lantas bangsa. Asal-usul keluarga ini sangat jelas. Kemudian menyebar, beranak-pinak dan menikah dengan keluarga lain, menikah dengan puak atau marga tetangganya dan seterusnya. Demikian pula bahasa ini. Kosa katanya beranak-pinak, tumbuh dan berkembang. Tetapi tetap berasal dari satu akar.

Baca juga: Belajar Bahasa Arab di Kampung bahasa pare

Misalnya saja, kata ilm (علم) dari kata asal (Masdar) ini, lantas terbentuk kata ‘alima (علم) ya’lamu (يعلم) dan seterusnya. Semua cabang, ranting dan dahan ini berasal dari satu akar : علم dan semuanya saling berkaitan meskipun secara semantik kemudia bermakna sedikit berbeda, menyesuaikan bentuk dan penambahan atau pengurangan hurufnya.  Jadi, sekali lagi, bahasa Arab adalah bahasa alami, bukan bahasa buatan. Suatu alat komunikasi dan ekspresi antar manusia dan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan manusia. Ia berekspresi secaa hidup dan dinamis, bukan dengan model reproduksi statis dan kaku. Bukan bahasa buatan.

Baca juga: Kursusan Bahasa Arab Al-Azhar Pare

Ketiga, kemampuan mempresentasikan pikiran, cita-cita dan emosi penggunanya. Agar terus berkembang, sebuah bahasa harus mampu “memenuhi tugas” dan “kewajiban”-nya. Yakni mengekspresikan pikiran manusia penggunanya, perasaan dan letupan-letupan emosinya serta segala hal yang dihadapinya. Pada faktanya, bahasa Arab mampu memenuhi hampir semua kebutuhan ekspresi manusia dalam segala aspeknya, baik aspek keilmuan, pengetahuan, peradaban, politik, ekonomi, hukum, perindustrian, perdagangan, seni, agama dan lain sebagainya.

Baca juga: Kursusan Bahasa Arab Al-Azhar Pare

 

Keempat, al-isytiqoq (الاشتقاق/devariasi). Isytiqoq adalah proses pembuatan kata (turunan) dari kata lain, karena ada kemiripan (تناسب) antara keduanya baik dalam bunyi maupun arti, baik pelafalan maupun konsep maknanya. Dari Masdar, misalnya, lahir kata kerja asal. Kemudian lahir kata kerja turunan pertama dan kata kerja asal. Kemudian lahir kata kerja turunan pertama dan kata kerja turunan kedua kemudian ketiga dan seterusnya. Dari kata kerja dasar dan turunan ini lantas lahir derivasi yang delapan :

  1. Isim fail
  2. Isim maf’ul
  3. Sifat musybihat
  4. Bentuk mubalaghah
  5. Isim tafdlil
  6. Isim makan
  7. Isim alat
  8. Isim zaman

Proses lain yang termasuk isytiqoq adalah ibdal dan i’lal. Ibdal adalah membuang sebagian huruf bukan huruf illat dalam satu kata, atau menggantinya dengan huruf lain. Pembuangan atau penggantian ini tidak mengubah arti secara prinsip.

Baca juga: Belajar Bahasa Arab dengan Mudah di Al-Azhar Pare

Isytiqoq adalah persoalan Yang sangat luas yang tidak mungkin dijelaskan disini semuanya. Pembaca dapat merujuk buku-buku linguistik Arab untuk mengetahuinya lebih jauh. Yang hendak ditegaskan di sini adalah bahwa dari apa yang disebut Isytiqoq ini lahirlah banyak kata jadian (kata turunan) dan berkembanglah bahasa Arab ini secara alami dan manusiawi. Dengan demikian kekurangan kosa kata atau ungkapan dalam semua dimensi manusia (Arab) dapat dipenuhi dengan baik.

Baca juga: Belajar Bahasa Arab dengan Mudah di Al-Azhar Pare

kelima, al-Majaz (kiasan) tidak sedikit kata-kata atau ungkapan dalam bahasa Arab yang digunakan untuk konsep (arti) di luar makna semulanya karena memang harus diartikan sebagai kiasan. kata-kata seperti shalat zakat puasa umum yang digunakan sekarang ini adalah kata-kata yang dipakai untuk arti kiasan arti semula salat adalah berdoa sedangkan makna zakat adalah tumbuh atau berkembang, sementara saum berarti mencegah. Dengan cara ‘bermajaz’ bahasa Arab dapat tumbuh dan berkembang secara alami kearaban dan relatif terhindar dari adopsi bahasa asing secara berlebihan (bandingkan dengan bahasa Indonesia yang hampir setiap hari memetik kata-kata asing, terutama Inggris)

Baca juga: Kursusan Bahasa Inggris Al-Azhar Pare

keenam, al-naht. Dalam membuat peristilahan atau ungkapan, bahasa Arab juga melakukan akronimisasi (naht). Yakni membuat satu kata yang dirangkai dari dua kata atau lebih. ada 4 kategori naht :

(1). Naht fi’ly seperti (بأبأ) dari kata (بأبي أنت)

(2). Naht Wasfi seperti صهصلق dari kata صهيل & صلق

(3). Naht ismi seperti جلمود dari kata جمد & جلد

(4). Naht nasabi seperti طبر خزي dari kata خوارزم & طبرستان

Baca juga: Kursusan Bahasa Arab di Pare

Ketujuh, peminjaman. Ada dua kategori dalam peminajman ini. Pertama, arabisasi atau at-ta’rib. Ta’rib adalah pengucapan kata asing oleh orang Arab dengan menyesuaikan lafal asing itu dengan lafal (lidah dan wazan) Arab. Karena itu dari kata ini dapat diderivasi kata lain. Kedua, ad-dakhil. Yang disebut ad-dakhil adalah peminjaman kata-kata dari bahasa asing tanpa mengubahnya atau menyesuaikan dengan lafal dan wazan Arab.

Beberapa linguis Arab menambahkan hal lain sebagai karakteristik bahasa Arab, seperti at-taraduf (sinonim), homograf (musytarak), antonim (adhdat) dll.

Sumber rujukan : kamus modern Indonesia – Arab Al-Mufied oleh Nur Mufid MA