By: Luthfi Zain (Fifi)
النحو قواعد یعرف بھا أحوال الكلمات العربیة إعرابا و بناء
“Nahwu adalah aturan-aturan yang dapat mengenal hal ihwal kata-kata bahasa Arab, baik dari segi i’rab maupun bina’”
Nahwu menjadi salahsatu cabang bahasa Arab yang banyak dipelajari bagi pelajar, mahasiswa, ataupun kalangan masyarakat umum . Ilmu ini menjadi dasar menganalisis kata dalam bahasa Arab, mulai dari i’rab maupun bina’.
Di zaman sekarang ini, setelah berkembangnya penelitian dan pengkajian tentang analisis kebahasaan, para ulama cenderung mengubah dan memperluas pengertian ilmu nahwu, bukan hanya terpusat pada i’rab dan bina’ bagi sebuah kata, namun dapat pula mencakup pembahasan tentang penjaringan kosakata, pertalian intern antar beberapa kata, penyatuan beberapa kata dalam rentetan bunyi tertenntu dan hubungan kata-kata yang ada dalam kalimat serta komponen-komponen yang membentuk sebuah ungkapan atau prasa. (Husain, 1957: 97)
Baca juga: Kursusan Bahasa Arab Al-Azhar Pare
Perbedaan Kalam dan Kalim
Dalam Ilmu Nahwu, biasanya kita diperkenalkan dengan Kalam dan Kalim. Namun dalam pembahasannya, Kalam lebih familiar. Sebenarnya apa sih Kalam dan Kalim? Yuk kita simak pembahasannya.
Kata “Kalam” dalam istilah Nahwu, sama dengan “Kalimat” di dalam Bahasa Indonesia. Kata “kalam” artinya adalah lafadz atau ucapan yang berfaedah (yang mempunyai arti yang sempurna), seperti umpamanya faedah atau arti yang berada pada lafadz استقم (beristiqomahlah/luruslah). Kata tersebut sudah cukup difahami karena memiliki makna dan bisa difahami.
Kalam itu paling sedikit harus tersusun dari dua buah kata, yaitu:
- Musnad (Pekerjaan yang disandarkan atau disebut predikat)
- Musnad Ilaih (yang disandari pekerjaan atau disebut subyek)
Sedangkan “Kalim” ialah susunan lafadz yang tersusun dari tiga buah kata (isim, fi’il, atau huruf) atau lebih, baik berfaedah maupun tidak. Jadi dasar minimal disebut kalim tentunya harus memiliki tiga buah jenis kata tersebut.
a.) Kalam
Contoh:
( Ustadz telah datang) ١. حضر الأستاذ
٢. المجتحد ناجح
(Anak yang rajin itu sukses/naik kelas)
b.) Kalim yang sudah berfaedah dengan sempurna.
Contoh:
(Ustadz telah datang ke kelas) ١. حضر الأستاذ إلى الفصل
حضر (فعل) الأستاذ (إسم) إلى (حرف) الفصل*
(Islam menghadapi tantangan dari semua penjuru) ٢. واجح الإسلام التحديات من كل ناحية
c.) Kalim yang belum menunjukkan faedah sempurna.
Contoh:
(Bila usaha kami sukses) ١. إن نجح سعينا
(Andaikan engkau menerbitkan majalah berbahasa Arab) ٢. لو أصدرت المجلة العربية
Kalam belum tentu disebut kalim, karena kurang dari tiga buah kata seperti pada contoh (a). Serta kadang-kadang hanya disebut kalim saja, tidak bisa disebut kalam (karena belum berfaedah sempurna) seperti pada contoh (c).
Jadi bagaimana sudah mengerti terkait Kalam dan Kalim?
Mari coba dibuat lebih banyak lagi contoh lain dari Kalam dan Kalim ! 🙂
Referensi: Terjemah Alfiyah Ibnu Malik, M. Maftuhin Sholeh An-Nadwi
Baca juga: Kursusan Bahasa Arab Al-Azhar Pare