Pentingnya Belajar Terjemah Al-Qur’an
Bismillahirrahmanirrahim..
Al-Qur’an adalah maps kehidupan bagi para muslim di dunia. Ibarat mencari sebuah alamat, maka maps adalah alat utama yang sangat dibutuhkan. Di dalam sebuah maps terdapat berbagai macam aturan-aturan yang ada serta petunjuk-petunjuk yang menjadi acuan untuk mempermudah mencapai tujuan. Dengan maps tersebut kita dapat terhindar dari kemungkinan bahaya dan kecelakaan yang bisa saja terjadi.
Baca juga: Belajar Bahasa Arab di Kampung bahasa pare
Untuk memahami segala rambu dan petunjuk di dalam al-quran yang kita analogikan sebagai maps. Sudah pasti kita wajib untuk memahami bahasanya. Dikarenakan maps orang-orang muslim diturunkan dalam bahasa arab, maka jika ingin sampai tujuan dengan selamat para muslim wajib untuk mempelajari bahasa arab.
Jangan salah, dalam memahami alqur’an sebagai maps kehidupan ini kita tidak cukup dengan membaca terjemahan yang sudah ada di dunia terkhusus di Indonesia itu sendiri. Imam Al-Bukhori Rahimahullah telah menyusun dalam kitab shahihnya suatu bab berjudul
العلم قبل القول والعمل
“Berilmu sebelum berucap dan beramal.”
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa semua itu ada ilmunya. Oleh karena itu benarlah apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullah :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا عَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ عَلَيْهِ بِالْعِلْمِ.
“Barangsiapa yang menginginkan kesuksesan dunia maka dia harus memiliki ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat maka ia juga harus berilmu.” (Majmu’ Syarh al-Muhadz-dzab, karya an-Nawawi dan Mawa’izh al-Imam asy-Syafi’i, karya Shalih Ahmad asy-Syami).
Nahhh.. Jika untuk masalah duniawi saja ada ilmunya, bagaimana lagi dengan masalah ukhrawi? memahami Al-Quran, memahamkan, menafsirkan dan menerjemahkannya sebagai maps kehidupan? Sudah pasti butuh ilmu yang lebih jauh lagi. Untuk itu kursus arab al-azhar online menerbitkan artikel ini untuk mengajak pembacanya agar mau berilmu sebelum berucap dan beramal. Insyaallah.
Baca juga: Belajar Bahasa Arab dengan Mudah di Al-Azhar Pare
Syaikh Dr Muhammad ‘Ali Jibron Al Yamany dosen dan pakar bahasa arab menyatakan, ada empat cara untuk memahami al-Qur’an.
- Memahami al-Qur’an dengan al-Qur’an. Cara inilah yang paling utama, yaitu memahami satu ayat dengan ayat lain yang senada.
- Memahami al-Qur’an dengan Sunnah (hadits). Apa yang tidak dipahami dalam al-Qur’an dan tidak ditemukan ayat yang senada maka penafsirannya lewat hadits Nabi SAW.
- Memahami al-Qur’an dengan memahami dari atsar atau penafsiran oleh para sahabat. “Mengapa dari sahabat? Karena para sahabat hadir bersama Rasulullah SAW ketika al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi SAW. Setiap sahabat punya pendapat masing-masing tentang tafsir al-Qur’an. Maka tidak heran jika ada perbedaan pendapat di antara sahabat mengenai tafsir al-Qur’an tetapi perbedaan itu tidak menimbulkan perselisihan yang menimbulkan perpecahan,” katanya.
- Jika tidak ada penjelasan dari tiga poin di atas maka pahamilah dengan menggunakan bahasa Arab.
Jika tidak ada penjelasan al-Qur’an dari cara yang pertama, kedua, dan ketiga, maka cara keempat adalah dengan memahami bahasa Arab.
Menurut beliau, jika tidak ada pembahasan sebuah ayat dari ayat lain, tidak pula dari hadits Nabi, maka penjelasan para sahabat sangat membantu. Namun, jika tidak ada juga dari sahabat, maka penjelasan ayat itu dikembalikan ke makna katanya dalam bahasa Arab.
Baca juga: Kursusan Bahasa Inggris Al-Azhar Pare
Dalam al-Qur’an ada hukum, syariat, nasehat, perintah, dan larangan. Lalu bagaimana memahami semua itu jika tidak menggunakan bahasa Arab?
Bisa dibayangkan ketika kita membaca al-Qur’an tapi tidak memahaminya bagaimana kita bisa menyampaikannya kepada orang lain?
Umar bin khattab ketika mendengar surat ath-Thur dibacakan ia jatuh sakit. Pemahaman terhadap ayat al-Qur’an membuat hatinya bergetar dan jiwanya tersentuh sehingga membuatnya jatuh sakit. Lalu Imam Syafi’i ketika membaca surat al-Ashar mengatakan, “Seandainya Allah SWT hanya menurunkan surat ini, maka sebenaranya bagi manusia itu sudah cukup”
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa Imam Syafi’I sebelum mempelajari al-Qur’an dan fikih beliau adalah ahli bahasa arab. Ulama-ulama bahasa mengakui keunggulan imam Syafi’I dalam pemahamannya terhadap bahasa arab.
Baca juga: Kursusan Bahasa Arab di Pare
Ada banyak ulama-ulama non-Arab yang sangat ahli dalam bahasa Arab. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Arab itu bukan hanya bagi orang arab. Seperti Imam Hambal, Imam Bukhari, Abu Daud, an-Nasa’i, Ismail bin Muhammad al-Jauhari dan penulis kamus bahasa arab ash-Shihah bukan orang Arab, kamus al-Munawir juga bukan orang Arab dan banyak sekali ulama-ulama yang terkenal bukan asli orang Arab.
Ulama-ulama tersebut bisa melebihi orang Arab dalam keilmuan dan bahasa karena mereka fokus mempelajari dan mendalami bahasa Arab. Sehingga lewat pemahamannya terhadap bahasa Arab mereka bisa memahami, menafsirkan serta menerjemahkan al-Qur’an dan sunnah secara mandalam.
Baca juga: Kursusan Bahasa Arab Al-Azhar Pare
Jadi intinya, bahasa arab adalah cara dan jalan yang penting untuk memahami, menafsirkan dan menerjemahkan isi al-qur’an sebagai maps kehidupan manusia muslim agar tidak tersesat. Untuk itu kursus arab al-azhar online mengadakan sebuah program unggulan yang berfokus pada terjemah al-qur’an dengan metode yang sudah lama berdiri dan banyak diminati.
Jadi sudah fahamkan bagaimana pentingnya belajar bahasa arab untuk menerjemahkan dan memahami al-qur’an? Mari belajar bersama kursus arab al-azhar.