Mahir Karena Biasa

Ada pepatah mengatakan, “Tidak akan mahir seseorang melainkan karena kebiasaan”

Benar sekali pepatah tersebut. Seseorang bisa melakukan sesuatu karena terbiasa. Misalnya kita sebagai orang Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Kita bisa makan nasi setiap hari karena dilakukan secara berulang-ulang dan memahami kebutuhannya.

Begitupula dalam membiasakan pada kebiasaan-kebiasaan baru yang terkadang sulit kita dapati. Caranya mudah, yakni kita hanya perlu melakukannya berulang-ulang dan secara berlanjut atau kontinyu. Hal ini yang menjadikan yang tadinya tidak suka terhadap sesuatu menjadi suka, yang tadinya tidak bisa menjadi bisa.

Selain mengulang-ulangi kita perlu untuk mengetahui tujuan atau pentingnya hal tersebut. Sehingga semakin tertanam tujuan dari kita mengulang-ulang menjadikan kita terarah. Seperti halnya makan, kita makan karena tubuh kita membutuhkan makan. Begitupula pada pembelajaran yang lainnya.

Baca juga: Belajar Bahasa Arab di Kampung bahasa pare

Mahir Berbicara, Mahir Menulis

Dalam belajar bahasa arab, selain mahir berbicara kita juga diminta mahir dalam menulis. Kenapa? Karena keduanya saling berkaitan. Mahir berbicara lahirnya dari tulisan awalnya, kemudian dipraktekkan terus menerus dengan kaidah yang sesuai dengan yang ditetapkan. Kemudian, kita harus belajar juga bagaimana mahir dalam menulis.

Mahir menulis merupakan penguat serta pondasi dalam berbicara. Selebihnya, fungsi menulis adalah untuk dibaca. Dengan mahir menulis, ilmu tidak hanya berhenti sampai pada diri kita saja, melainkan bisa mengajarkan pada orang lain.

Dalam melatih menulis bahasa arab, hampir sama dengan mahir berbicara. Yakni pada perbendaharaan kosakata. Bedanya adalah secara praktik. Kita harus belajar bagaimana menulis tata bahasa yang benar. Semakin sering kita menulis dan dikoreksi oleh guru atau teman kita yang faham, kita semakin tahu letak kesalahan atau kekurangan kita dalam menulis.

Baca juga: Kursusan Bahasa Arab Al-Azhar Pare

PR besar biasanya pelajar bahasa arab adalah pada tata bahasa atau cara penulisan bahasa arab. Pelajar mahir berbicara, tapi terkadang masih salah dalam peletakkan tata bahasanya. Mungkin faktor utamanya adalah tanda baca panjang pendek yang dikembalikan ke kaidah bahasa dan juga akhiran kata yang dalam berbicara senantiasa di waqofkan (tidak dibaca harokatnya).

Sesekali mungkin perlu untuk dibaca harokatnya secara pribadi atau pada pembelajaran qowaid bahasa. Agar semakin terlatih lagi dan lebih mahir dalam menulis.

Baca juga: Belajar Bahasa Arab dengan Mudah di Al-Azhar Pare